Perangkat Jaringan WAN
PERANGKAT
WAN
Berikut ini adalah perangkat-perangkat dari
WAN :
CO
[ Central Office ]
CO (Control Operator/Office) bagiann pusat
yang mengendalikan/mengatur perangkat perangkat agar bekerja, bagian yang menjadi pusat Penyedia Layanan.CO
berfungsi mengendalikan sebuah jaringan atau membagi layanan layanan ketika
layanan terjadi.
CPE
[ Costumer Promises Equipment ]
Perangkat yang berhubungan dengan aplikasi
dan user dan tidak terjadi proses signaling.
DTE
[ Data termination Equipment ]
Perangkat yang melewatkan data dari CPE
menuju DCE untuk dikonversikan/coding.Berfungsi mengkonversi sinyal yang
diterima agar sampai pada user. DTE merupaka sebuah peralatan atau subsistem
yang saling berhubungan dengan beberapa peralatan yang melakukan fungsi yang
diperlukan untuk memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi. Biasanya, perangkat
DTE adalah terminal (atau komputer meniru terminal), dan DCE adalah sebuah
modem atau perangkat lain milik operator.
DCE
[ Data Communication Equipment ]
Data Circuit Equipment (DCE) adalah perangkat
yang terletak antara Data Terminal Equipment dan Data Circuit Transmisi . Hal ini juga disebut peralatan komunikasi
data dan operator peralatan data. DCE melakukan fungsi seperti sinyal konversi,
coding , dan garis clocking dan dapat menjadi bagian dari peralatan DTE.
Contoh perangkat – perangkat yang terdapat pada
CO,CPE,DTE,DCE :
§
DTE
Device : – Terminal ( PC, Laptop, Client PC, dll )
§
DCE
Device : – Hub, Switch, Modem, dll
§
CPE
Device : – Telepon, ADSL Modem
§
CO
Device : -- ISP
Perangkat pendukung WAN:
1.
WAN Switch
WAN Switch adalah perangkat multiport internetworking yang digunakan
carrier network. Perangkat ini dapat
melakukan switching pada frame relay, X.25, dan SMDS, dan bekerja
pada data link layer di OSI reference
model.
2.
Access Server
Sebuah Access Server berfungsi sebagai concentration point untuk koneksi dial-in dan dial-out.
3.
Modem
Modem adalah perangkat yang
menerjemahkan sinyal digital menjadi sinyal analog, sehingga data dapat
dikirimkan melalui telephone lines.
Pada sisi pengirim, sinyal digital
dikonversikan menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi
analog.
Pada sisi penerima, sinyal analog
tersebut dikonversikan kembali menjadi sinyal digital.
4.
CSU/DSU
(Channel Service Unit/Digital Service Unit)
CSU/DSU merupakan perangkat digital-interface yang digunakan untuk
menghubungkan sebuah router dengan digital
circuit, seperti T1. Dan menyediakan timing
signal untuk komunikasi antar perangkat.
5.
ISDN Terminal
Adapter
ISDN Terminal Adapter adalah perangkat
yang digunakan untuk menghubungkan ISDN Basic Rate Interface (BRI) dengan interfaces lain, seperti EIA/TIA-232 pada router. Sebuah
terminal adapter pada dasarnya adalah ISDN Modem, walaupun disebut terminal
adapter, perangkat ini tidak dapat melakukan konversi sinyal analog menjadi
sinyal digital.
6. ATM Switch
ATM Switch adalah perangkat dalam ATM Network yang
bertanggungjawab untuk transit cell.
ATM Switch menerima cell masuk dari
ATM endpoint atau ATM Switch yang lain. Lalu, ATM Switch akan membaca dan
memperbarui informasi cell header dan langsung mengalihkan cell tersebut ke output interface sebagai tujuannya.
7. Router
Router adalah sebuah sistem yang meneruskan frame data
berdasarkan informasi pada Network Layer.
8. Multiplexer
Multiplexer adalah perangkat yang menggabungkan dua sinyal
atau lebih dari beberapa perangkat ke dalam media segmen yang sama. Pada sisi
penerima, multiplexer memisahkan sinyal – sinyal gabungan tersebut.
a.
Multiplexer Statistical menggunakan
channel – channel virtual berbeda pada medium fisik yang sama untuk mengirimkan
beberapa sinyal yang berbeda sekaligus.
b. Multiplexer Time – Division mengirim paket data dari sinyal
– sinyal yang berbeda pada interval waktu yang berbeda.
Autonomous
System (AS)
Autonomous
System (AS) adalah pengaturan seperangkat router dibawah satu kendali teknis,
yang menggunakan interior gateway
protocol dan common metrics untuk
melakukan routing dalam Autonomous
System yang sama, dan menggunakan exterior
gateway protocol untuk melakukan routing
pada Autonomous System yang berbeda.
Sebuah
Autonomous System biasanya terdiri dari sebuah internetwork dalam satu organisasi. Dan, dikelola oleh satu
otoritas manajemen. Seperti yang ditunjukkan Figure 1, sebuah Autonomous System terhubung dengan Autonomous
System lain dalam satu otoritas manajemen yang sama. Atau, bisa saja Autonomous
System tersebut terhubung dengan Public atau
Private Network lain.
Beberapa
routing protocol digunakan untuk
menentukan jalur routing dalam
Autonomous System. Dan, ada juga routing
protocol yang digunakan untuk menghubungkan antar Autonomous System :
1. Interior Gateway Protocols (IGPs)
Interior Gateway Protocols mengizinkan router untuk
melakukan pertukaran informasi dalam satu Autonomous System yang sama. Contoh
protokol yang digunakan dalam IGP adalah :
a.
Open Short Path First (OSPF)
Open Short Path First (OSPF) adalah protokol alternatif yang
dirancang untuk mengatasi keterbatasan RIP. Selain itu, OSPF juga menyediakan
untuk otentikasi update routing, dan
memanfaatkan IP multicast ketika mengirim atau menerima update routing.
b. Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol yang
sangat berguna sebagai “interior gateway protocol” yang dirancang untuk bekerja
dalam Autonomous System yang kecil.
2. Exterior Gateway Protocols (EGPs)
Exterior Gateway Protocols mengizinkan pertukaran ringkasan
informasi antar Autonomous System. Contoh protokol yang digunakan dalam EGP
adalah Border Gateway Protocol (BGP), yaitu salah satu inter-Autonomous System
routing protocol yang dikembangkan untuk menyediakan sebuah metode loop-free dalam pertukaran informasi routing antar Autonomous System.
Figure
AS-1 menggambarkan hubungan antara interior
dan exterior protocol. Gambar
tersebut, menunjukkan bahwa interior
protocol digunakan untuk mengurus informasi routing dalam setiap Autonomous System. Gambar tersebut juga,
menunjukkan bahwa exterior protocol
digunakan untuk mengurus informasi routing
antar Autonomous System.
Dalam
sebuah Autonomous System, beberapa proses interior
routing mungkin saja terjadi. Ketika hal ini terjadi, sebuah Autonomous
System harus ada untuk Autonomous System lain sebagai satu otoritas manajemen,
sesuai dengan interior routing plan.
Autonomous System Number (ASN) adalah unique number yang digunakan sebagai
identitas dari Autonomous System untuk melakukan pertukaran informasi antar
Autonomous System.