Jumat, 07 Agustus 2015



Perangkat Jaringan WAN
PERANGKAT WAN


Berikut ini adalah perangkat-perangkat dari WAN :
CO [ Central Office ]
CO (Control Operator/Office) bagiann pusat yang mengendalikan/mengatur perangkat perangkat agar bekerja,  bagian yang menjadi pusat Penyedia Layanan.CO berfungsi mengendalikan sebuah jaringan atau membagi layanan layanan ketika layanan terjadi.
CPE [ Costumer Promises Equipment ]
Perangkat yang berhubungan dengan aplikasi dan user dan tidak terjadi proses signaling.
DTE [ Data termination Equipment ]
Perangkat yang melewatkan data dari CPE menuju DCE untuk dikonversikan/coding.Berfungsi mengkonversi sinyal yang diterima agar sampai pada user. DTE merupaka sebuah peralatan atau subsistem yang saling berhubungan dengan beberapa peralatan yang melakukan fungsi yang diperlukan untuk memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi. Biasanya, perangkat DTE adalah terminal (atau komputer meniru terminal), dan DCE adalah sebuah modem atau perangkat lain milik operator.
DCE [ Data Communication Equipment ]
Data Circuit Equipment (DCE) adalah perangkat yang terletak antara Data Terminal Equipment dan Data Circuit Transmisi .  Hal ini juga disebut peralatan komunikasi data dan operator peralatan data. DCE melakukan fungsi seperti sinyal konversi, coding , dan garis clocking dan dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. 
Contoh perangkat – perangkat yang terdapat pada CO,CPE,DTE,DCE :
§  DTE Device : – Terminal ( PC, Laptop, Client PC, dll )
§  DCE Device : – Hub, Switch, Modem, dll
§  CPE Device : – Telepon, ADSL Modem
§  CO Device   : -- ISP 
 

Perangkat pendukung WAN:
1.      WAN Switch
WAN Switch adalah perangkat multiport internetworking yang digunakan carrier network. Perangkat ini dapat melakukan switching pada frame relay, X.25, dan SMDS, dan bekerja pada data link layer di OSI reference model.



2.      Access Server
Sebuah Access Server berfungsi sebagai concentration point untuk koneksi dial-in dan dial-out.


3.      Modem
Modem adalah perangkat yang menerjemahkan sinyal digital menjadi sinyal analog, sehingga data dapat dikirimkan melalui telephone lines.



Pada sisi pengirim, sinyal digital dikonversikan menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi analog.
Pada sisi penerima, sinyal analog tersebut dikonversikan kembali menjadi sinyal digital.
4.      CSU/DSU (Channel Service Unit/Digital Service Unit)
CSU/DSU merupakan perangkat digital-interface yang digunakan untuk menghubungkan sebuah router dengan digital circuit, seperti T1. Dan menyediakan timing signal untuk komunikasi antar perangkat.


5.      ISDN Terminal Adapter
ISDN Terminal Adapter adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan ISDN Basic Rate Interface (BRI) dengan interfaces  lain, seperti EIA/TIA-232 pada router. Sebuah terminal adapter pada dasarnya adalah ISDN Modem, walaupun disebut terminal adapter, perangkat ini tidak dapat melakukan konversi sinyal analog menjadi sinyal digital.


6.      ATM Switch
ATM Switch adalah perangkat dalam ATM Network yang bertanggungjawab untuk transit cell. ATM Switch menerima cell masuk dari ATM endpoint atau ATM Switch yang lain. Lalu, ATM Switch akan membaca dan memperbarui informasi cell header dan langsung mengalihkan cell tersebut ke output interface sebagai tujuannya.

7.      Router
Router adalah sebuah sistem yang meneruskan frame data berdasarkan informasi pada Network Layer.



8.      Multiplexer
Multiplexer adalah perangkat yang menggabungkan dua sinyal atau lebih dari beberapa perangkat ke dalam media segmen yang sama. Pada sisi penerima, multiplexer memisahkan sinyal – sinyal gabungan tersebut.
a.       Multiplexer Statistical menggunakan channel – channel virtual berbeda pada medium fisik yang sama untuk mengirimkan beberapa sinyal yang berbeda sekaligus.
b.      Multiplexer Time – Division mengirim paket data dari sinyal – sinyal yang berbeda pada interval waktu yang berbeda.

Autonomous System (AS)

Autonomous System (AS) adalah pengaturan seperangkat router dibawah satu kendali teknis, yang menggunakan interior gateway protocol dan common metrics untuk melakukan routing dalam Autonomous System yang sama, dan menggunakan exterior gateway protocol untuk melakukan routing pada Autonomous System yang berbeda.

Sebuah Autonomous System biasanya terdiri dari sebuah internetwork dalam satu organisasi. Dan, dikelola oleh satu otoritas manajemen. Seperti yang ditunjukkan Figure 1, sebuah Autonomous System terhubung dengan Autonomous System lain dalam satu otoritas manajemen yang sama. Atau, bisa saja Autonomous System tersebut terhubung dengan Public atau Private Network lain.




Beberapa routing protocol digunakan untuk menentukan jalur routing dalam Autonomous System. Dan, ada juga routing protocol yang digunakan untuk menghubungkan antar Autonomous System :
1.      Interior Gateway Protocols (IGPs)
Interior Gateway Protocols mengizinkan router untuk melakukan pertukaran informasi dalam satu Autonomous System yang sama. Contoh protokol yang digunakan dalam IGP adalah :
a.       Open Short Path First (OSPF)
Open Short Path First (OSPF) adalah protokol alternatif yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan RIP. Selain itu, OSPF juga menyediakan untuk otentikasi update routing, dan memanfaatkan IP multicast ketika mengirim atau menerima update routing.
b.      Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol yang sangat berguna sebagai “interior gateway protocol” yang dirancang untuk bekerja dalam Autonomous System yang kecil.
2.      Exterior Gateway Protocols (EGPs)
Exterior Gateway Protocols mengizinkan pertukaran ringkasan informasi antar Autonomous System. Contoh protokol yang digunakan dalam EGP adalah Border Gateway Protocol (BGP), yaitu salah satu inter-Autonomous System routing protocol yang dikembangkan untuk menyediakan sebuah metode loop-free dalam pertukaran informasi routing antar Autonomous System.

Figure AS-1 menggambarkan hubungan antara interior dan exterior protocol. Gambar tersebut, menunjukkan bahwa interior protocol digunakan untuk mengurus informasi routing dalam setiap Autonomous System. Gambar tersebut juga, menunjukkan bahwa exterior protocol digunakan untuk mengurus informasi routing antar Autonomous System.

Dalam sebuah Autonomous System, beberapa proses interior routing mungkin saja terjadi. Ketika hal ini terjadi, sebuah Autonomous System harus ada untuk Autonomous System lain sebagai satu otoritas manajemen, sesuai dengan interior routing plan.

Autonomous System Number (ASN) adalah unique number yang digunakan sebagai identitas dari Autonomous System untuk melakukan pertukaran informasi antar Autonomous System.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar